Coba jujur, pernah nggak kamu dengar atau bahkan bilang, “Konseling? Emang kamu kenapa?” atau “Kok ke psikolog, kamu lagi stres ya?”
Kalimat-kalimat seperti itu masih sering kita dengar di sekitar kita. Padahal, konseling bukan berarti kamu lemah, gila, atau gagal menghadapi hidup. Konseling adalah cara sehat untuk merawat diri sama seperti kamu ke dokter saat demam, atau ke gym saat ingin lebih bugar.
Takut Dianggap “Gila”
Banyak orang takut dinilai aneh atau terlalu “drama” kalau ketahuan ikut konseling. Padahal, semua orang punya beban masing-masing. Dan mencari bantuan itu bukan aib.
Merasa Harus Bisa Sendiri
Budaya kita sering mengajarkan untuk “kuat” dan “tahan banting.” Akibatnya, curhat ke orang profesional malah dianggap lemah. Padahal, justru berani cerita itu tanda kekuatan.
Takut Diomongin Orang
Banyak yang khawatir, “Nanti orang mikir aku nggak waras.” Ini stigma yang harus kita lawan sama-sama. Kesehatan mental bukan bahan gosip.
Konseling bukan cuma buat orang yang “parah.”
Banyak orang datang ke konselor bukan karena gangguan mental berat, tapi karena ingin lebih kenal diri, belajar mengelola emosi, atau butuh teman bicara yang netral dan tidak menghakimi.
Konseling bukan berarti kamu lemah.
Justru kamu cukup sadar dan berani untuk merawat dirimu sendiri. Itu keren.
Konselor bukan orang yang akan menasihati terus.
Mereka dilatih untuk mendengarkan, membantumu berpikir jernih, dan menemani prosesmu tanpa menggurui dan menghakimi.
Kita semua mulai menganggap konseling seperti halnya periksa gigi: rutin, penting, dan tidak perlu ditutupi. Mungkin banyak luka batin bisa dicegah. Banyak hubungan bisa diperbaiki. Dan banyak orang merasa lebih lega karena tahu: mereka nggak sendiri.
Kalau kamu sedang merasa penuh, bimbang, marah tapi nggak tahu kenapa, atau hanya ingin dimengerti tanpa dihakimi, kamu boleh banget ke konselor. Nggak perlu tunggu “parah” dulu baru cari bantuan.
Jadi kalau ada teman bilang dia ikut konseling, cukup bilang:
“Keren. Semoga makin lega, ya.”
Karena itu yang kita semua butuh: ruang aman untuk dipahami.