Pernah nggak sih kamu merasa takut banget ditinggalin pasangan, bahkan di awal hubungan sekalipun? Atau sebaliknya, kamu ngerasa nggak nyaman kalau terlalu dekat dengan seseorang sehingga cenderung menarik diri? Tenang, kamu nggak sendiri. Bisa jadi ini bukan soal pasanganmu, tapi soal attachment style yang terbentuk sejak kamu kecil.
Yup, hubungan kita hari ini sering kali dipengaruhi oleh gaya keterikatan emosional (attachment style) yang terbentuk dari hubungan pertama kita, yaitu dengan orang tua atau pengasuh utama. Tanpa disadari, pola ini akan terbawa sampai kita dewasa dan memengaruhi cara kita membangun relasi, termasuk dalam hubungan percintaan.
Kalau kamu sering cemas pasangan bakal ninggalin kamu, overthinking kalau dia telat bales chat, atau langsung merasa nggak berharga kalau dia sedikit berubah... itu bisa jadi tanda dari insecure attachment (pola keterikatan yang tidak aman)
Orang dengan gaya keterikatan yang nggak aman biasanya tumbuh dalam lingkungan yang tidak konsisten: kadang dapat kasih sayang, kadang diabaikan. Akhirnya, otak mereka belajar untuk terus waspada dan menganggap kehilangan adalah sesuatu yang pasti terjadi. Inilah kenapa kamu bisa takut ditinggal pasangan, bahkan tanpa alasan yang jelas.
Menurut teori psikologi, ada empat jenis attachment style yang paling umum:
Secure Attachment (John Bowlby & Mary Ainsworth)
Kamu merasa nyaman dengan keintiman dan juga nggak takut sendiri. Kamu bisa percaya, memberi dan menerima kasih sayang dengan tenang. Ini gaya keterikatan yang paling sehat dan terbentuk dari pengalaman masa kecil dengan pengasuh yang konsisten, responsif, dan penuh kasih.
Anxious Attachment / Cemas-Ambivalen (Mary Ainsworth)
Kamu butuh konfirmasi terus-menerus bahwa kamu dicintai. Sering takut ditolak, overthinking, dan merasa diri tidak cukup. Pola ini biasanya terbentuk karena pengasuh yang inkonsisten : kadang hadir, kadang tidak.
Avoidant Attachment / Menjauh (Mary Ainsworth)
Kamu cenderung menjaga jarak dalam hubungan, tidak nyaman dengan kedekatan emosional, dan lebih suka terlihat mandiri. Ini sering muncul dari pola pengasuhan yang dingin, tidak responsif, atau menolak kebutuhan emosional anak.
Disorganized Attachment / Kacau-Bingung (Mary Main & Judith Solomon)
Kamu ingin dekat tapi juga takut disakiti. Hubungan terasa seperti medan konflik batin. Gaya ini sering terbentuk dari masa kecil yang penuh trauma, kekerasan, atau di mana pengasuh adalah sumber rasa takut dan perlindungan sekaligus.
Berikut beberapa tanda insecure attachment yang sering tidak disadari oleh Gen Z:
Kalau kamu sering mengalami hal-hal ini, mungkin sudah waktunya kamu mulai mengenali gaya keterikatan emosionalmu.
Mengenali gaya keterikatan emosional itu bukan tentang memberi label, tapi tentang memahami luka dan pola yang terbentuk dari pengalaman hidupmu.
Kalau kamu ingin mulai mengenal gaya attachment-mu, coba dekati prosesnya dengan rasa ingin tahu, bukan menghakimi diri sendiri. Beberapa langkah ini bisa jadi titik awal yang penuh kasih:
Dengarkan Cerita Dalam Dirimu
Luangkan waktu sejenak. Saat kamu merasa cemas dalam hubungan, atau justru ingin menjauh, tanyakan dengan lembut ke diri sendiri:
Kadang perasaan yang sekarang muncul karena pengalaman lama yang belum selesai..
Perhatikan Pola yang Berulang
Pola-pola ini bisa jadi sinyal dari gaya keterikatanmu. Bukan berarti salah, ini adalah cara otakmu belajar melindungi diri.
Lihat Kembali Hubungan Masa Kecil
Bukan untuk menyalahkan siapa pun, tapi untuk memahami.
Beri Ruang untuk Belajar Tanpa Terburu-Buru
Mengenal diri itu proses. Nggak harus buru-buru berubah atau “menyembuhkan” semuanya sekarang. Cukup sadari bahwa kamu layak punya hubungan yang sehat, dan kamu bisa mulai pelan-pelan dari sini.
Bila Siap, Cari Teman Bicara yang Aman
Kadang cerita ke sahabat yang suportif atau konselor bisa membantu melihat pola yang nggak kita sadari sendiri.
Kamu nggak harus melalui ini sendirian.
Setiap gaya attachment terbentuk karena kamu ingin bertahan. Dan itu adalah bukti bahwa kamu kuat. Sekarang, kamu punya pilihan untuk tidak hanya bertahan, tapi juga tumbuh dan merasa layak dicintai dengan aman.
Yes, gaya attachment itu bisa berubah! Kamu tidak harus selamanya stuck di insecure attachment, loh. Dengan kesadaran, latihan, dan kadang bantuan profesional, kamu bisa membangun hubungan yang sehat dan jadi lebih aman secara emosional.
Mulai dari mengenali pola, menerima masa lalu, dan belajar membentuk koneksi yang aman di masa kini.
Kadang kita mengira rasa takut kehilangan itu cinta. Tapi cinta yang sehat bukan tentang menempel terus atau ngecek HP pasangan tiap menit. Cinta sehat adalah ketika kamu merasa cukup, meskipun kamu sendirian.
Kalau kamu merasa hubunganmu sering bikin lelah batin, mungkin ini saatnya berhenti menyalahkan diri sendiri... dan mulai kenalan sama attachment style kamu.